Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel
sendiri secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran atau karakteristik dari
sampel disebut "statistik" yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD
Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2. Lebih cepat dan lebih mudah.
3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
4. Dapat ditangani lebih teliti.
Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya jalan yang
harus dipilih, (tidak mungkin untuk mempelajari seluruh populasi)
Tipe-Tipe Teknik Sampling
• Teknik Sampling Random (Probability Sampling)
– Simple Random Sampling
– Stratified Sampling
– Cluster Sampling
– Systematical Sampling
– Multi Stage Sampling
• Teknik Sampling Non-Random (Non Probability Sampling)
– Convenience Sampling
– Purposive Sampling
– Quota Sampling
1. Probability Sampling
• Menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel. Dalam merencanakan samplin probabilitas, idealnya peneliti telah memenuhi beberapa persyaratan berikut:
– Diketahui besarnya populasi induk
– Besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan
– Setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel
1.1 Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya sebagai berikut:
· Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
· tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
· tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
· tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari
· 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random
· numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang
· dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom
· pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor
· sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak
· diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel
· belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika
· ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang
· hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan : - Prosedur estimasi m udah dan sederhana
Kerugian : - Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas,
sehingga biaya transportasi besar
1.2 Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling):
• Populasi dianggap heterogen
• Dikelompokkan: subpopulasi à anggota kelompok subpopulasi menjadi homogen
• Dari tiap subpopulasi scr acak diambil anggota sampelnya
• Berapa jumlah sampel yang diambil dari tiap populasi ?
– Jika jml elemen tiap populasi sama
• Misalnya jumlah sampel sdh diketahui mis. 150 à sama jmlhnya
– Jika jml elemen tiap populasi beda: A:10, B:20,C:30,D:40,
• nA=(10/100)x 150
1.3 Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
• Simple random sampling dan stratified random sampling berasumsi ada list lengkap dari anggota populasi. Kalau tidak ada? Þ Cluster sampling bisa digunakan. Pertimbangan biaya juga merupakan alasan lainnya.
• Populasi dibagi-bagi menjadi sekelompok kasus yang disebut clusters biasanya berdasarkan pembagian alami seperti lokasi, golongan sosioekonomi, dsb.
• Beda dengan stratified: stratified mengambil sampel dari tiap strata, cluster sampling tidak mengambil sampel dari tiap cluster, hanya cluster yang dipilih saja.
• Beda lainnya, bila stratifikasi subpopulasinya homogen, tapi bila subpopulasinya heterogen à klaster
• Kurang akurat dibandingkan dengan simple random sampling atau stratified random sampling untuk jumlah n yang sama.
• Akurasi dapat ditingkatkan dengan mengambil sampel dari cluster2 lain.
1.4 Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
• Systematic sampling: memilih kasus setiap interval dari list lengkap anggota populasi. Syaratnya dua:
– Sampling interval (K)
– Dan lokasi start.
Misalnya perlu sampel 100 dari 2500 orang, inter val = 2500/100 = 25 (sampling interval). Kemudian tentukan nomor secara acak dari 1 sampai 25. Misalnya 19, berikutnya berarti 44, 69, dan seterusnya.
Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua
maupun lebih.
Misalnya: provinsikabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK.
Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai
kondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000.
Keuntungan: Biaya transportasi kurang
Kerugian: Prosedur estimasi sulit
- Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih
Cermat
2. Non Probability Sampling
• Tidak mengukur sejauh mana karakteristik sampel mendekati parapemeter populasi induknya, sehingga dalam kenyatannya peneliti pada umumnya tidak dapat engidentifikasikan populasi induk sama sekali.
• Oleh karena itu sampel yang diambil tidak dapat digeneralisasikan pada populasi tempat sampel tersebut diambil.
• Karena itu kesalahan sampling tidak perlu dibahas karena memang perencanaan sampling Nonprobabilitas tidak dirancang ntuk bisa menyajian fungsi nferensial
• Kelemahan:
– Tidak ada kontrol terhadap investigator bias dalam pemilihan sampel
– Variabilitasnya tidak bisa dihitung menggunakan probability sampling theory Þ tidak bisa menghitung sampling error atau sample precision.
• Dalam banyak kasus, cara sampling ini lebih tepat atau praktis:
– Situasi di mana jumlah kasus yang bisa diteliti terlalu sedikit, misalnya karena biaya terlalu besar untuk menyelidiki banyak kasus (misalnya unit analisa kota, negara, atau yang besar-besar lainnya), sementara probability sampling kurang reliabel untuk jumlah kasus yang terlalu sedikit.
– Peneliti hanya bisa bekerja dengan kasus yang ada saja
• Di awal penelitian suatu permasalahan, di mana tujuannya baru mengumpulkan informasi mengenai gejala (tujuan eksploratif), cukuplah menggunakan nonprobability sampling, belum diperlukan generalisasi statistik yang akurat.
• Kalau populasinya sendiri jumlah anggotanya kecil (misalnya di bawah 100).
2.1 Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja
yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota
sampel yang diambil.
2.2 Sampel Tanpa Sengaja (Convenience Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu.
Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang
dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang
diperoleh bersifat kasar dan sementara saja
• Peneliti memilih sejumlah kasus yang conveniently/readily available.
• Metode ini cepat, mudah, dan murah.
• Kalau penelitian permasalahan baru tahap awal dan generalisasi bukan masalah, metode ini boleh2 saja.
Tapi karena sampel yang cuma “sedapatnya”, tidak bisa ditentukan hasil penelitian ini bisa diterapkannya ke mana kecuali ke sampel itu sendiri.
.
2.3 Sampel Berjatah (Quota Sampling).
• Quota sampling adalah sejenis purposive sampling yang ada kemiripan dengan proportionate stratified random sampling:
– Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dsb.
– Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota).
– Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti menggunakan expert judgement-nya.
– Misalnya populasi 55% pria 45% wanita. Sampel 100 orang berarti 55 pria dan 45 wanita. Pemilihan sampelnya sendiri tergantung penilaian peneliti.
• Bedanya dengan stratified random sampling, sampel diambil secara acak sedangkan dalam quota sampling, sampelnya dipilih berdasarkan pendapat subjektif peneliti pokoknya kuotanya terpenuhi (mirip2 convenience sampling).
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar